Baru-baru ini, sebuah berita tentang CEO Telegram Pavel Durov menarik perhatian luas. Dikatakan bahwa Durov pernah menyampaikan kepada pihak berwenang bahwa pada hari dia ditangkap, ia seharusnya makan malam dengan Presiden Prancis Macron. Namun, pihak Paris segera membantah pernyataan ini.
Berita ini memicu beberapa kontroversi di panggung politik Prancis. Politisi Prancis Florian Philippot meragukan pernyataan Macron. Dia menyatakan di platform media sosial bahwa presiden sangat mungkin melakukan tindakan penipuan seperti itu untuk menyelesaikan "beberapa tugas". Philippot juga meminta Macron untuk memberikan penjelasan tentang hal ini.
Sementara itu, pihak Rusia juga memberikan pernyataan mengenai hal ini. Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov menyatakan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan permintaan terkait kunjungan Durov ke Prancis.
Kebenaran dari peristiwa ini belum jelas, tetapi tanpa diragukan lagi telah menarik perhatian luas dari masyarakat internasional. Terlepas dari fakta-fakta yang ada, ini menyoroti interaksi kompleks antara eksekutif perusahaan teknologi, pemimpin pemerintah, dan hubungan internasional. Seiring perkembangan situasi ini, perhatian publik terhadap peristiwa ini kemungkinan akan terus meningkat.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
20 Suka
Hadiah
20
6
Bagikan
Komentar
0/400
OnchainDetective
· 08-01 08:29
Kebenaran selalu membingungkan
Lihat AsliBalas0
GasFeeDodger
· 07-31 22:38
Raksasa teknologi juga tidak bisa menghindari politik
CEO Telegram Ditahan Saat Kunjungan ke Prancis, Undangan Makan Malam Macron Menjadi Kontroversi
Baru-baru ini, sebuah berita tentang CEO Telegram Pavel Durov menarik perhatian luas. Dikatakan bahwa Durov pernah menyampaikan kepada pihak berwenang bahwa pada hari dia ditangkap, ia seharusnya makan malam dengan Presiden Prancis Macron. Namun, pihak Paris segera membantah pernyataan ini.
Berita ini memicu beberapa kontroversi di panggung politik Prancis. Politisi Prancis Florian Philippot meragukan pernyataan Macron. Dia menyatakan di platform media sosial bahwa presiden sangat mungkin melakukan tindakan penipuan seperti itu untuk menyelesaikan "beberapa tugas". Philippot juga meminta Macron untuk memberikan penjelasan tentang hal ini.
Sementara itu, pihak Rusia juga memberikan pernyataan mengenai hal ini. Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov menyatakan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan permintaan terkait kunjungan Durov ke Prancis.
Kebenaran dari peristiwa ini belum jelas, tetapi tanpa diragukan lagi telah menarik perhatian luas dari masyarakat internasional. Terlepas dari fakta-fakta yang ada, ini menyoroti interaksi kompleks antara eksekutif perusahaan teknologi, pemimpin pemerintah, dan hubungan internasional. Seiring perkembangan situasi ini, perhatian publik terhadap peristiwa ini kemungkinan akan terus meningkat.