Cinta baru di pasar mainan: Bagaimana Labubu menjadi tren global?
Labubu sebagai bintang baru di dunia mainan, alasan kepopulerannya layak untuk diteliti lebih dalam. Mainan dengan desain unik ini tidak hanya memenuhi kebutuhan anak muda akan kepribadian dan pemberontakan, tetapi juga menjadi wadah untuk mengekspresikan emosi. Konsumen mendapatkan rasa memiliki dan kesempatan untuk mengekspresikan diri melalui mengumpulkan, memodifikasi, dan berbagi Labubu, nilai emosional ini menjadi dasar munculnya tren.
Berbeda dengan mainan trend tradisional, Labubu mengadopsi strategi pemasaran yang unik. Mekanisme kotak buta dan penjualan terbatasnya memicu keinginan beli konsumen, sementara kontrol ketat terhadap kapasitas produksi menciptakan situasi "sulit mendapatkan satu boneka". Di pasar sekunder, beberapa gaya bahkan memiliki premi yang mencapai puluhan kali lipat, seperti salah satu kolaborasi yang memiliki tingkat premi yang mengejutkan sebesar 1284%. Kelangkaan ini tidak hanya merangsang konsumsi, tetapi juga secara tidak langsung meningkatkan nilai merek.
Efek selebriti memainkan peran kunci dalam promosi global Labubu. Beberapa artis terkenal internasional menampilkan Labubu di media sosial, yang secara signifikan meningkatkan visibilitas dan daya tarik merek. Merek ini menerapkan strategi internasionalisasi "dulu Asia Tenggara, kemudian Eropa dan Amerika", menggabungkan operasi lokal untuk menjangkau konsumen di berbagai daerah dengan tepat. Penentuan lokasi toko mewah dan dukungan selebriti lebih lanjut membentuk citra merek premium, membuat Labubu berhasil masuk ke jajaran tren global.
Keberhasilan Labubu dapat diringkas sebagai model roket tiga tingkat:
Memicu Emosi: Membangkitkan kebutuhan emosional konsumen melalui desain unik dan resonansi budaya.
Akselerasi mekanisme: Memanfaatkan strategi seperti kotak buta dan penjualan terbatas untuk memperbesar permintaan pasar dan meningkatkan kepopuleran.
Ledakan Sosial: Memanfaatkan efek selebriti dan media sosial untuk mengubah produk menjadi topik sosial global, mencapai penyebaran virus.
Model ini tidak hanya milik Labubu, seri Molly dan Dimoo yang diluncurkan oleh merek sebelumnya juga telah mencapai kesuksesan besar. Ini menunjukkan bahwa model pemasaran ini memiliki efektivitas yang berkelanjutan di pasar mainan trendi, dan dapat digunakan berulang kali dengan hasil yang baik.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
21 Suka
Hadiah
21
8
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
NotGonnaMakeIt
· 6jam yang lalu
Keterbatasan adalah pajak kecerdasan
Lihat AsliBalas0
LiquidationWatcher
· 8jam yang lalu
Mendapatkan adalah keuntungan!
Lihat AsliBalas0
BearEatsAll
· 08-07 08:34
Semua sudah diperdagangkan
Lihat AsliBalas0
CounterIndicator
· 08-07 05:43
Semua hanya trik spekulasi
Lihat AsliBalas0
FrogInTheWell
· 08-07 05:43
Hanya hype, melihatnya tetapi tidak mengatakannya.
Labubu mainan trend sedang meledak di seluruh dunia Mengungkap strategi pemasaran roket tiga tingkat
Cinta baru di pasar mainan: Bagaimana Labubu menjadi tren global?
Labubu sebagai bintang baru di dunia mainan, alasan kepopulerannya layak untuk diteliti lebih dalam. Mainan dengan desain unik ini tidak hanya memenuhi kebutuhan anak muda akan kepribadian dan pemberontakan, tetapi juga menjadi wadah untuk mengekspresikan emosi. Konsumen mendapatkan rasa memiliki dan kesempatan untuk mengekspresikan diri melalui mengumpulkan, memodifikasi, dan berbagi Labubu, nilai emosional ini menjadi dasar munculnya tren.
Berbeda dengan mainan trend tradisional, Labubu mengadopsi strategi pemasaran yang unik. Mekanisme kotak buta dan penjualan terbatasnya memicu keinginan beli konsumen, sementara kontrol ketat terhadap kapasitas produksi menciptakan situasi "sulit mendapatkan satu boneka". Di pasar sekunder, beberapa gaya bahkan memiliki premi yang mencapai puluhan kali lipat, seperti salah satu kolaborasi yang memiliki tingkat premi yang mengejutkan sebesar 1284%. Kelangkaan ini tidak hanya merangsang konsumsi, tetapi juga secara tidak langsung meningkatkan nilai merek.
Efek selebriti memainkan peran kunci dalam promosi global Labubu. Beberapa artis terkenal internasional menampilkan Labubu di media sosial, yang secara signifikan meningkatkan visibilitas dan daya tarik merek. Merek ini menerapkan strategi internasionalisasi "dulu Asia Tenggara, kemudian Eropa dan Amerika", menggabungkan operasi lokal untuk menjangkau konsumen di berbagai daerah dengan tepat. Penentuan lokasi toko mewah dan dukungan selebriti lebih lanjut membentuk citra merek premium, membuat Labubu berhasil masuk ke jajaran tren global.
Keberhasilan Labubu dapat diringkas sebagai model roket tiga tingkat:
Memicu Emosi: Membangkitkan kebutuhan emosional konsumen melalui desain unik dan resonansi budaya.
Akselerasi mekanisme: Memanfaatkan strategi seperti kotak buta dan penjualan terbatas untuk memperbesar permintaan pasar dan meningkatkan kepopuleran.
Ledakan Sosial: Memanfaatkan efek selebriti dan media sosial untuk mengubah produk menjadi topik sosial global, mencapai penyebaran virus.
Model ini tidak hanya milik Labubu, seri Molly dan Dimoo yang diluncurkan oleh merek sebelumnya juga telah mencapai kesuksesan besar. Ini menunjukkan bahwa model pemasaran ini memiliki efektivitas yang berkelanjutan di pasar mainan trendi, dan dapat digunakan berulang kali dengan hasil yang baik.